Kamis, 12 Februari 2009

Bangkai

Semua hidupan pasti bakal mati dan menjadi bangkai. Semua bangkai itu busuk baunya. Biar bangkai bajingan, santo, jembel, borjuis, anarkis, atau mujahid, tetap saja bau. Setelah beberapa hari, ia bisa berguna jadi makanan lalat, cacing, dan menyuburkan tanah. Itulah hukum biokimia.

Apa yang bikin beda seseorang dengan orang lain bukanlah apa yang terjadi setelah kematiannya. Apa yang bikin beda ialah yang sudah dilakukannya ketika belum menjadi bangkai.

Rabu, 04 Februari 2009

Terima Kasih Pak Mario

Pengendalian dan rekayasa keinginan. Kapitalisme menggiring manusia ibarat gembala menggiring domba-domba patuhnya ke dalam kerangkeng. Di dalamnya dimensi-dimensi manusia yang beraneka itu dipangkas cuma tinggal satu: sebagai komoditi belaka. Manusia dipandang sebagai benda. Akhirnya manusia juga ikut memandang dirinya (tanpa disadarinya) tak lebih dari sekadar benda. ‘Individu-individu bebas’ ditempatkan oleh dan menempatkan dirinya sebagai sekrup mesin raksasa sirkulasi penimbunan kekayaan demi kekayaan itu sendiri. Di dalam keadaan seperti ini, akhirnya, mengambil perumpamaan Theodore Adorno, manusia di bawah rezim kebudayaan Kapitalis berperilaku “... seperti narapidana yang mencintai kerangkengnya karena tidak ada hal lagi yang bisa dicintai”.

Di dalam Kapitalisme, seperti dalam agama-agama lainnya, keluar jalur berarti murtad dan hukumnya jelas: pembasmian. Tidak ada sekam menyala sepercikpun yang bisa menerangi kegelapan dalam kebudayaan kapitalis. Semua bara telah dipadamkan. Semua pintu telah terkunci. Kita yang berada di dalamnya haruslah terbiasa dengan dan mencintai kegelapan. Ideal revolusi proletariat yang pernah menjadi bara pembakar kini telah padam. Ia telah menjadi sejarah abad ke-20; sudah menjadi dongeng sebelum tidur yang hanya cocok untuk meredakan lelah setelah sepanjang hari menjadi sekrup mesin Kapitalisme. Walter Benjamin pernah bilang bahwa kapitalisme sudah berhasil membasmi kemanusiaan dengan cukup baik sehingga “dapatlah dimengerti kalau manusia menjadi lelah dan mencabut nyawanya sendiri”.

Di tengah terpaan badai ketololan yang rasional dari ibadah M-C-M++, mereka serahkan satu-satunya jiwa kepada monster lain yang biasa disebut agama dan perusahaan motivasi. Seperti semua hal yang menyerap banyak konsumen, kapitalisme memperkembangkan manajemen pemasaran yang, alhamdulillah, kian baik untuk komoditi ini. Terima kasih Pak Mario.